Kalimat apa sih yang cukup penting tapi biasanya kita merasa tidak perlu untuk mengucapkannya? Maaf? Mungkin.
Tapi yang paling sering kita lupa adalah mengucapkan kalimat terima kasih. Pentingkah?
Lets think things !
Bagaimana perasaan kamu ketika hanya menerima kata “Sip!” saja setelah mengangkat-angkat lemari ketika dimintai atasan?
Atau tidak menerima reaksi apapun ketika kamu membuatkan temanmu secangkir kopi meski mereka tidak memintanya?
Gondok? Bisa. Marah? Bisa jadi. Atau langsung memiliki pikiran untuk bersikap yang sama pada orang tersebut? Mungkin saja kamu lakukan.
See?
Kalimat terima kasih. Biasa saja. Tapi efeknya bisa jadi luar biasa.
Manusia, contoh kecil di lingkungan saya. Kerapkali lupa atau merasa tidak perlu untuk mengucapkan terima kasih. Alasannya bermacam-macam dari mulai “Ah sama teman sendiri ini” atau “Bantuan kecil aja kok” menjadi alibi mereka.
Jika ditegur secara sopan, komentarnya bermacam-macam “Gak ikhlas lo ya?” , “Yaelah begitu doang” , ada pula yang sampai hati bicara “Gila hormat banget ya lo!” , sakit hati bukan? Posisikan deh diri kita dalam peran yang dimintai bantuan, tapi tidak dihargai?
Bagaimana?
Thinkers, manusia tidak diciptakan sendiri. tapi berkomunitas. setiap individu memberi kontribusi dalam suatu komunitas.
Untuk dapat diterima, kita harus saling menghargai antar satu sama lain.
Itu kata kuncinya! Saling menghargai.
Kenapa sih kok penting untuk saling menghargai? Karena tiap orang memiliki harga diri. Termasuk kamu, bukan?
Ini bukan masalah gila hormat. Tidak semua orang mempersalahkan itu. Mereka hanya meminta untuk dihargai.
Seperti hasil pekerjaanmu misalnya. Mungkin itu tugas pokok yang memang harus dikerjakan. Tapi tugas pokokmu itu penting loh untuk atasan kalian. Tanpa bawahan yang mengerjakan tugas kecil, darimana para bos dapat menghasilkan pekerjaan yang besar?
Dan kita akan merasakan perasaan luar biasa ketika si bos mengucapkan “Terima kasih ya, kamu sudah mengerjakan tugas dengan baik” pada kita.
Perhatikan case ini.
x: ” Z, coba kamu kerjakan ini. jangan sampai salah! yang ini dibeginikan, yang itu dibegitukan”
*Setengah jam kemudian*
x: ” Ini salah z! Harusnya yang ini kesini, line outnya disini”
Z: ” Sebentar ya pak saya perbaiki dahulu”
*15 menit kemudian*
Z: ” Ini pak, sudah saya perbaiki sesuai permintaan bapak”
X: ” Nah! begini dong, bego banget sih daritadi diberi tau! yasudah sana!”
Ada yang pernah mengalami kejadian tadi?
saya pernah. Beberapa dari kalian juga mungkin. Atau ada yang justru pernah jadi peran bos diatas? Coba deh pak/bu diresapi.Bertenggang rasa lah, tak butuh banyak energi untuk mengucapkan terima kasih. Hanya butuh kebesaran hati yang cukup untuk berani menghargai kontribusi orang lain. Ingat, itu tidak membuat derajat anda jatuh kok.
Selain dalam dunia pekerjaan, dunia sosial primer kita. Teman dan keluarga juga mesti diperhatikan.
Sesering apa kamu mengucapkan terima kasih untuk sarapan yang dibuat ibu tiap pagi? Atau pertanyaannya justru, pernahkah kita berterima kasih, mengucapkannya secara langsung? Ada Thinkers yang menggelengkan kepalanya? Itu berarti kamu belum menghargai lingkungan terdekatmu.
Anyway, kebanyakan dari kita tidak mengucapkan terima kasih karena bantuan atau pemberian yang dilakukan sudah sering terjadi dan menjadi kebiasaan.
Sehingga kita merasa tidak perlu untuk mengucapkan terima kasih setiap kali mendapatkannya. Contohnya seperti sarapan yang dibuatkan ibu tadi. Ini yang saya sebut hal kecil, tapi penting bahkan bisa jadi
luar biasa untuk yang menerima ucapan terima kasih tersebut.
So thinkers, kesimpulannya, jangan menganggap ucapan terima kasih tidak memberi efek psikologis yang baik bagi penerimanya. Justru dengan mengucapkan terima kasih akan timbul perasaan saling menghargai dan dihargai.
0 komentar: